
BANDAR LAMPUNG, duajurai.co – Jalan Lintas Sumatera kilometer 21-22, Desa Tarahan, Katibung, Lampung Selatan, cukup menjadi momok bagi pengendara. Pasalnya, di lokasi tersebut kerap terjadi kecelakaan lalu lintas bahkan hingga memakan korban jiwa.
Terakhir, Kamis sore, 22/3/2018, kawasan jalan yang menurun/menanjak tersebut menjadi saksi tabrakan beruntun yang melibatkan enam kendaraan. Akibatnya, enam orang meninggal dunia dan empat lainnya luka-luka.
Pantauan duajurai.co, kondisi jalan yang menurun dari arah Bakauheni dan menanjak dari arah Bandar Lampung, terbilang curam. Tak hanya itu, lokasi jalan yang membelah perbukitan itu juga memiliki kelokan yang cukup tajam.
Meski telah dibeton, namun kontur jalannya masih bergelombang di beberapa bagian. Selain itu, ada sedikit kerusakan atau lubang kecil.
Ketika posisi menanjak, kendaraan berukuran besar dan bertonase berat umumnya akan mengambil lajur pinggir Sementara kendaraan kecil mengambil lajur tengah karena beban kendaraan lebih ringan dan relatif tak bermasalah menghadapi tanjakan curam.
Sebaliknya, untuk yang ke arah Bandar Lampung, karena jalan menurun, kendaraan besar rata-rata memperlambat lajunya. Di sini lah peran rem yang prima sangat dibutuhkan sehingga kendaraan tidak menggelundung tak terkendali.
Baca juga
- Rem Blong Sebab Utama Banyak Kecelakaan di KM 21-22 Tarahan Lampung Selatan
- Sejak Awal 2018, Lebih 10 Kali KM 21-22 Tarahan Lampung Selatan “Minta Korban”
- Pagi Ini Ditlantas Polda Lampung Olah TKP Kecelakaan Maut Tarahan
- 6 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Tarahan Lampung, Ini Identitas Korban
- Evakuasi Bangkai Kendaraan Kecelakaan Maut Tarahan Lampung Rampung
Kasatlantas Polres Lampung Selatan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Reza Khomeini mengatakan, kontur jalan di titik tersebut memang rawan sekali menyebabkan kecelakaan. Turunan dan tanjakan yang curam membuat pengendara harus lebih berkonsentrasi mengendalikan laju kendaraannya.
“Kontur jalannya yang turunan itu sangat riskan memicu kecelakaan. Apalagi kalau pengendara tak mengerti, misalnya muatan terlalu berat, atau kondisi mobil tidak pernah dicek, itu sangat rawan,” kata Reza saat dihubungi duajurai.co via telepon Jumat siang, 23/3/2018.
“Rata-rata penyebab kecelakaan yang terjadi karena rem blong. Hal itu karena pengendara tidak memperhatikan kondisi kendaraannya terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan tersebut,” sambung Reza.(*)
Laporan Imelda Astari