
BANDAR LAMPUNG, duajurai.co – Mulyono, pembuat patung naga (kayu) terbesar di Indonesia, berharap para pengrajin kayu di Lampung bisa terangkat kesejahteraannya. Terkait itu, beberapa tahun lalu ia membentuk Paguyuban Pengrajin Kayu (P2K) Lampung dan Koperasi Pengrajin Kayu (KPK) Lampung yang saat ini anggotanya mencapai 70 orang.
“Saya berpikir bagaimana agar teman-teman pengrajin kayu bisa mendapatkan suntikan dana dengan cara-cara produktif sehingga menjadi motivasi mereka agar lebih maju,” ujar Mulyono yang kini menjadi pembina P2K Lampung dan KPK Lampung kepada duajurai.co, Sabtu, 4/3/2017.
“Mereka harus mampu menghasilkan karya-karya yang bisa dikomersialkan, sehingga kesejahteraannya bisa terangkat,” sambung pemilik Galeri Randu Mas di Jalan Cendana Nomor 27, Tanjung Senang, Bandar Lampung ini.
Baca Keren…Pohon Tumbang di Polda Lampung Disulap Jadi Patung Naga Terbesar di Indonesia
Pendapat Mulyono diamini Senggoro, pengurus Koperasi Umat Super Damai (KUSD) Lampung, yang menjadi mitra sejumlah pengrajin kayu di Lampung.
“UKM-UKM (usaha kecil menengah) mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi di Lampung, bahkan ekonomi nasional. Mereka membuka lapangan kerja baru. Itu makanya perlu adanya wadah bagi UKM di Provinsi Lampung untuk belajar menjadi enterpreneur sukses,” ujarnya saat mendampingi Mulyono berkunjung ke kantor duajurai.co.
Baca Alasan Mulyono ‘Sulap’ Pohon Tumbang di Polda Lampung Jadi Patung Naga
Senggoro melanjutkan, KUSD Lampung diniatkan menjadi wadah bagi UKM-UKM kreatif. “Saya mengajak P2K dan KPK bergabung di KUSD yang beberapa waktu ke depan akan dideklarasikan. Wadah ini perlu dukungan dari semua pihak supaya kita bisa mengangkat derajad UKM-UKM kreatif di Lampung,” imbuhnya.
Menurutnya, banyak UKM di Lampung yang merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah. Padahal, ke depan Provinsi Lampung mestinya menjadi daerah yang menonjol dengan keunggulan produk-produk seni dan budaya
Baca Mulyono, Pengrajin Kayu Lampung Pembuat Patung Naga Terbesar di Indonesia
Meski demikian, Senggoro mengimbau, para pengrajin kayu yang umumnya UKM, mestinya tak perlu terlalu berharap bantuan pemerintah.
“Kita harus berdikari. Lampung ini Tanah Air kita. Sudah menjadi tugas kita untuk terus berbuat yang terbaik dengan menggali potensi-potensi yang ada sehingga menjadi karya-karya dengan nilai seni tinggi serta diminati masyarakat, lokal maupun nasional,” tukasnya.(*)